Pentingnya Doa

 

Sebagai hamba yang lemah, manusia senantiasa membutuhkan pertolongan Rabb-nya. Bahkan setiap hela nafas dan derap langkahnya tidak bisa terlepas dari pertolonganNya. Salah satu upaya yang bisa ditempuh agar bisa mendapatkan pertolongan dari Allah adalah melalui doa. Kedudukan doa sangatlah penting, dan setiap orang pasti membutuhkan doa, baik itu untuk menolak sesuatu yang tidak disukai atau untuk mendapatkan sesuatu yang ia sukai.

Namun banyak di antara manusia tidak sadar bahwasanya dirinya lemah dan membutuhkan pertolongan dari Allah. Maka dari itu, tidak heran jika kita jumpai begitu banyak di antara mereka yang enggan untuk menengadahkan tangannya untuk berdoa dan meminta kepada Allah. Padahal Allah Maha Kaya dan Maha Mendengar doa-doa hambaNya.

 

Doa merupakan Ibadah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa doa merupakan ibadah, bahkan dikatakan sebagai sebaik-baik ibadah. Hal itu disebabkan karena di dalamnya terdapat sifat tunduk, merendahkan dan menghinakan diri, juga disertai dengan pengharapan yang begitu besar kepada Allah Ta’ala.
Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa itu merupakan ibadah.” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir, no. 3407.)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

أَفْضَلُ الْعِبَادَةِ الدُّعًاءُ

“Sebaik-baik ibadah adalah doa.” (HR At-Tirmidzi dari sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dan hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir, no. 1122.)
Jika doa merupakan ibadah, maka siapa saja yang mengerjakannya pasti akan mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala. Tentu saja selama doa yang dipanjatkannya itu sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan isi doa tidak mengandung kejelekan. Selain mendapatkan apa yang dimintanya, seorang yang berdoa akan mendapatkan pahala dari ibadah doa yang dikerjakannya. Subhanallah, begitu besar rahmat dan kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya yang mau berdoa.

 

Doa merupakan Perintah dari Allah

Allah Ta’ala memerintahkan hamba-hambaNya untuk berdoa dan meminta apa saja yang mereka butuhkan dari kebaikan dunia dan akhirat. Allah Ta’ala akan sangat senang jika ada di antara hambaNya yang berdoa dan meminta kepadaNya. Bahkan Allah mencela hamba-hambaNya yang bersikap sombong dan tidak mau berdoa kepadaNya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS Al-Mukmin [40]: 60)

 

Allah Akan Marah kepada HambaNya yang Tidak Mau Berdoa

Allah akan mencela bahkan marah kepada hamba-hambaNya yang tidak mau meminta dan berdoa kepadaNya. Karena hal tersebut menunjukkan sifat kesombongan dan keangkuhan, padahal sejatinya mereka adalah makhluk yang lemah yang tidak akan berdaya tanpa pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللهِ يَغْضَبْ عَلَيْهِ

“Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah maka Allah akan marah kepadanya.” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir, no. 2418.)

 

Keajaiban Doa

Kebanyakan dari kita baru mau berdoa kepada Allah di saat tertimpa musibah, masalah, kesedihan, atau kesusahan. Sedangkan tatkala dalam kondisi lapang dan berkecukupan, ia menjauh dan seakan lupa dengan Rabb-nya. Padahal sejatinya kita selalu butuh terhadap doa, karena doa merupakan senjata bagi seorang Muslim. Begitu banyak hal yang awalnya terlihat tidak mungkin kemudian menjadi mungkin dengan doa. Bahkan disebutkan di dalam hadits yang shahih, bahwa doa bisa mencegah takdir.
Dari Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَرُدُّ القَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ، وَلاَ يَزِيدُ فِي العُمْرِ إِلاَّ البِرُّ

“Tidak ada yang bisa mencegah takdir kecuali doa. Dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali amal kebaikan.” (HR At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir, no. 7687.)

 

Tatkala Doa Kita Tidak Dikabulkan

Mungkin sebagian dari kita terkadang mengeluh karena doanya tidak juga dikabulkan. Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah [2]: 186)

Di dalam ayat tersebut, Allah berjanji akan mengabulkan doa hamba-hambaNya apabila mereka mau memohon kepadaNya. Namun, mengapa terkadang doa kita tidak dikabulkan oleh Allah padahal kita sudah memanjatkan doa siang dan malam?

Ketahuilah, bahwa Allah tidak pernah mengingkari janji-janjiNya. Maka dari itu, kita tidak boleh berburuk sangka kepadaNya tatkala doa kita tidak segera dikabulkan. Kita harus instrospeksi diri, karena bisa jadi kesalahan ada pada diri kita, mungkin tata cara doa kita belum sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Atau mungkin saja kita mempunyai penghalang-penghalang terkabulnya doa, seperti mengonsumsi makanan haram, tidak bersabar, perbuatan maksiat, tidak bersungguh-sungguh dalam berdoa, atau penghalang yang lainnya.

Jika penghalang-penghalang tersebut ternyata tidak ada pada diri kita, maka janganlah berputus asa dalam berdoa dan janganlah merasa sedih saat doa belum terkabulkan, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ، وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ، فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللهِ بِالدُّعَاءِ

“Doa bermanfaat terhadap apa yang sudah menimpa dan apa-apa yang belum menimpa. Karena itulah, wahai sekalian hamba Allah, hendaknya kalian berdoa.” (HR At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma. Hadits ini dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir, no. 3409.)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو اللهَ بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ، إلَّا أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إحْدَى ثَلَاثٍ: إمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا. قَالُوا: إذًا تَكْثُرُ. قَالَ: اللهُ أَكْثَرُ.

“”Tidaklah seorang Muslim berdoa kepada Allah dengan suatu doa yang di dalamnya tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturahmi, melainkan Allah akan memberi baginya salah satu dari tiga kemungkinan. Yaitu doa itu segera dikabulkan, atau Dia menyimpan untuknya di akhirat, atau Dia menghindarkan darinya keburukan yang semisalnya.” Maka para sahabat berkata, “Jika demikian, kita memperbanyaknya.” Beliau lantas bersabda, “Allah lebih banyak (memberikan pahala).”” (HR Ahmad, Al-Bukhari, dan Al-Hakim dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Adabil Mufrad, no. 547.)

Demikianlah beberapa ulasan mengenai pentingnya doa, semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hambaNya yang senantiasa berdoa baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Dan semoga Allah Ta’ala memberikan keistiqamahan kepada kita semua. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DOA PEMBUKAAN JAMBORE PENDAMPING DESA SE - PROVINSI BANTEN

SAMBUTAN KETUA DPD KNPI KABUPATEN SERANG PELANTIKAN PENGURUS DPD KNPI KAB SERANG PERIODE 2015-2018

Contoh Teks Doa Sumpah Jabatan PPS