Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Kekuatan Pemimpin Sang Presiden Jokowi

Gambar
To lead people, walk beside them... as for the best leaders, the people do not notice their existence. The next best, the people honor and praise. The people fear, and the next, the people hate... When the best leader’s work is done the people say, we did it ourselves! -Lao-Tze- Pemimpin itu semacam manusia pilihan. Bahwa dalam komunitas tertentu, organisasi tertentu, dari yang sederhana sampai yang kompleks; pemimpin ialah elite puncak yang terpilih, yang diberi beban amanah alias kepercayaan dan tanggung jawab itulah yang pertama – tama membuat pemimpin istimewa. Karenanya, pemimpin adalah pahlwan pahlawan bagi yang dipimpinnya. Ia bekerja tanpa pamrih untuk kepentingan yang dimpinnya,. Yang juga istimewa karena ia punya peluang untuk mengembangkan pengaruh. Ia berpeluang pula mengembangkan Kharisma dan menunjukan keteladanan. Ia juga sumber harapan, yang sering diekstrimkan sebagai dewa penyelamat atau orang kebanyakan. Ia minoritas kreatif yang punya pengaruh dan m

Korupsi Demokrasi

Gambar
Pada mulanya adalah biaya demokrasi yang mahal. Politisi dan partai politik dalam struktur negara ”demokrasi patrimonial” menjadikan kekuasaan sebagai ajang pungutan dan pengurasan. Apalagi jika mentalitas pemimpinnya dihinggapi ”Cinderella Complex” yang terobsesi meniru fashion negara-negara maju. Maka, korupsi politik pun merajalela. Pemikiran konvensional cenderung meyakini bahwa satu-satunya jalan menuju pencapaian stabilitas demokrasi adalah melalui pemilihan langsung. Padahal, dalam banyak kasus di negara berkembang, pemilihan (langsung) bisa mengarah pada peperangan dan kemiskinan. Humphrey Hawksley dalam Democracy Kills memperlihatkan potret yang mengerikan dari demokrasi elektoral yang dijalankan secara tidak tepat. ”Dari Pakistan hingga Zimbabwe, dari teritorial Palestina hingga bekas Yugoslavia, dari Georgia hingga Haiti, pelaksanaan pemilu telah melambungkan tingkat korupsi dan kekerasan.” Dengan demokrasi yang salah urus terdapat indikasi bahwa penduduk di baw

Islam Dan Idealisme Politik

Gambar
Politik adalah salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia, sekalipun bukan satu-satunya yang paling utama. Masih banyak bidang lain dalam kehidupan manusia yang juga tidak kalah penting dibandingkan dengan politik. Akan tetapi karena dalam praktiknya selalu penuh dengan intrik dan melibatkan orang banyak secara kolosal, politik menjadi terlihat lebih menarik dan hingar bingar sehingga seolah-olah politik merupakan segala-galanya dalam kehidupan manusia. Hal seperti itu wajar terjadi mengingat politik dalam kenyataan yang kita saksikan berkait erat dengan kekuasaan. Para ahli bahkan menyebutnya sebagai suatu fenomena  a constrained use of social power  (penggunaan kekuasaan sosial secara paksa) [i] . Sementara kekuasaan itu sendiri ada di mana-mana, bahkan dalam diri setiap orang. Ketika kekuasaan itu dipertemukan dengan kekuasaan lain, maka terjadilah saling desak kekuasaan hingga terjadi negosiasi dan kesepakatan siapa yang boleh menggunakan kekuasaannya—secara paksa—

Bai’at Hingga Ahlul Halli Wal Aqdi

Gambar
Bai’at berasal dari kata bay yang secara bahasa berarti tran saksi atau jual-beli. Bai’at ini dilakukan atas dasar ridha (sukarela) dan pilihan, tanpa paksaan. Dalam bai’at ada ijab (penyerahan) dan qabul (penerimaan). Prof Dr Azizah al-Hibri, Guru besar hukum pada TC William School of Law, University of Ritchmond, Virginia, AS, menyatakan dalam konteks suksesi politik, bai’at merupakan per buatan penyerahan dari umat —yang merupakan pemilik kekuasaan — kepada calon pemimpin. "Bai’at ter ja di ketika seorang atau seke lompok individu memberitahu kan kepada orang lain bahwa mereka mendukung suatu asumsi posisi kepemimpinan seseorang dan me nyatakan setia kepadanya." Dalam praktiknya, bai’at itu terjadi sejak era Nabi Muhammad. Bai’at kepada Nabi ini bukanlah dalam posisinya sebagai Nabi, tapi sebagai pemimpin politik yang melaksanakan hukum Tuhan. Sebab, sebagai se orang Nabi, urusannya lebih pada soal percaya atau tidak percaya. Tak lama setelah bai’at ini, Nabi

PIAGAM MADINAH

Gambar
PIAGAM MADINAH: Negara Demokratis ala Rasulullah Secara argu-mentatif telah dapat dikatakan, piagam madinah adalah naskah tertulis pertama yang mengako-modasi hak - hak dasar atau hak asasi manusia terutama dalam kebebasan memilih agama. Politik   kenegaraan era kini nampaknya sudah mendapat stigma buruk dari berbagai kalangan. Utamanya masyarakat Indonesia, kecenderungan pandangan terhadap politik mengarah kepada hal – hal yang sifatnya negatif. Hal ini menjadi wajar manakala praktek – praktek Politik era modern cenderung bercorak kapitalistis dan individualis. Orientasi pemikiran ini semakin jelas terlihat. Bahkan sebagian diantara masyarakat menganggap bahwa lumrah jika politik dibumbui hal – hal semacam itu. Hal ini yang perlahan tapi pasti menggiring pola pikir seseorang kepada kecenderungan bersikap sekuler. Masyarakat cenderung memisahkan urusan agama dan politik. Terutama Islam, umat Islam di Indonesia (meski sebagian tidak) mayoritas tabu mentran

Tiga Model Pemilihan Khalifah Rasyidun

Gambar
Hingga wafatnya, Nabi Muhammad SAW tidak me wasiatkan siapa penggantinya. Karena itu, pe milihan pengganti Nabi sebagai kepala negara (kha lifah ar-rasul) dilakukan melalui musya warah di antara para sahabat Nabi. Secara umum ada tiga model pe milihan yang diterapkan di era khilafah rasyidah atau kha lifah yang adil dan bijaksana. Berikut faktanya: PEMILIHAN ABUBAKAR ASH&8208;SHIDDIQ (MODEL PERTAMA) Khalifah dipilih lewat musyawarah wakilwakil dari kalangan Muhajirin dan Anshar secara terbatas (bai’at in’iqad) pada hari pertama Nabi wafat bertempat di Tsaqifah Bani Sai’dah (kediaman Sa’ad bin Ubadah di Madinah), kemudian dilanjutkan dengan bai’at ta’at di Masjid Nawabi pada hari kedua Nabi wafat. Kronologinya sebagai berikut: TAHAP I * Saat Nabi wafat, terjadi kegoncangan. Mulai muncul tanda-tanda perpecahan kepe mim pinan politik. Antara lain munculnya pendapat bahwa kalangan Anshar mengangkat khalifah sendiri, begitu pun dengan kalangan mu hajirin yang juga meng

Islam Itu Sunda, Sunda itu Islam

Gambar
Sunda dan Islam Tatar Sunda adalah wilayah tempat bermukimnya suku Sunda. Tatar Sunda umumnya disamakan dengan daerah Jawa Barat. Sebelum daerah Jawa bagian barat terpecah menjadi provinsi Banten, Jakarta, dan Jawa Barat seluruh wilayah ini dianggap sebagai bagian dari etnik Sunda. Oleh sebab itu, ketika membicarakan sejarah Sunda, selalu saja Cirebon, Banten, dan Jakarta menjadi wilayah yang dianggap menjadi bagian dari Sunda. Akan tetapi, kini Jakarta diklaim sebagai tempat bermukim etnik khusus bernama “Betawi”, dan orang-orang Banten menganggap mereka bukan Sunda, melainkan “Banten”. Sebentar lagi, Cirebon ingin berpisah dari Jawa Barat karena mereka merasa bukan “Sunda”. Mereka adalah etnik tersendiri. Sesungguhnya, kalau yang dilihat adalah perbedaan-perbedaan, tentu akan semakin banyak wilayah yang ingin membentuk provinsi sendiri karena alasan etnisitas seperti kasus Banten dan Cirebon. Akan tetapi, itu tidak b