Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Marketing Politik, Citra dan Media Baru

Gambar
Lazimnya sebuah perusahaan yang memiliki divisi pemasaran, sistem politik juga memiliki strategi pemasaran. Umumnya, pemasaran digunakan perusahaan untuk menyeleksi pelanggan, menganalisa kebutuhan mereka, sebelum menetapkan produk inovasi, iklan, harga, dan strategi distribusi yang berbasis pada riset informasi. Dalam politik, aplikasi pemasaran berpusat pada proses yang sama, namun analisa dari keputuhan bermula dari pemilih dan penduduk. Sedangkan produk pemasaran politik merupakan kombinasi dari mulai pelaku politik, pencitraannya, dan platform pendukung yang dipromosikan dan disampaikan kepada khalayak yang tepat. Sesungguhnya, memasarkan seorang politisi untuk menjadi anggota DPR, DPRD, DPD Presiden, Wakil Presiden, Gubernur, atau Bupati, tidak beda dengan menjual McDonald’s atau sebuah BMW. Ia harus bisa mengantisipasi kebutuhan dan keinginan dari pasar, agar sukses 'terjual'. Hanya saja, dalam politik, proses tersebut lebih dinamis, dan sulit

Sejarah Film dan Perkembangan Film Indonesia

Gambar
  Film pertama kali dipertontonkan untuk khalayak umum dengan membayar berlangsung di Grand Cafe Boulevard de Capucines, Paris, Perancis pada 28 Desember 1895. Peristiwa ini sekaligus menandai lahirnya film dan bioskop di dunia. Karena lahir secara bersamaan inilah, maka saat awal-awal ini berbicara film artinya juga harus membicarakan bioskop. Meskipun usaha untuk membuat "citra bergerak" atau film ini sendiri sudah dimulai jauh sebelum tahun 1895, bahkan sejak tahun 130 masehi, namun dunia internasional mengakui bahwa peristiwa di Grand Cafe inilah yang menandai lahirnya film pertama di dunia. Pelopornya adalah dua bersaudara Lumiere Louis (1864-1948) dan Auguste (1862-1954). Thomas A. Edison juga menyelenggarakan bioskop di New York pada 23 April 1896. Dan meskipun Max dan Emil Skladanowsky muncul lebih dulu di Berlin pada 1 November 1895, namun pertunjukan Lumiere bersaudara inilah yang diakui kalangan internasional. Kemudian film dan bioskop ini terselenggar

POLITIK NABAWI

Gambar
  ~ Orang Barat lebih melihat ke bumi, orang Timur lebih melihat ke langit ~ Ungkapan diatas, dikutip dari Sayid Muhammad Baqr Ash-Shadr, ini merupakan justifikasi yang memang terjadi pada realita kehidupan saat ini. Orang barat yang tergila-gila dengan konsep imperialisnya, yang menghendaki pemenuhan kepuasan kepada materi sementara orang Islam berpolitik di muka bumi sebagai Khalifah sebagaimana titah dari langit, sehingga bertendensi religius. Adrian Leftwich, di dalam bukunya  What is Politics ? The Activity and Its Study (Oxford and New York, Blackwell, 1984: 64 ), menjelaskan bahwa politik adalah jantung dari semua kegiatan sosial kolektif, formal mau pun informal, publik dan privat, di dalam semua kelompok-kelompok manusia, lembaga-lembaga dan masyarakat, dari mulai interaksi sosial keluarga sampai interaksi di dalam bangsa dan mau pun lintas bangsa. Yang membedakannya dari interaksi sosial biasa adalah bahwa politik melahirkan kekuasaan yang memperhatikan penc

KISAH SEORANG PENGEMIS

Gambar
KISAH SEORANG PENGEMIS Alkisah, tersebutlah sepasang suami istri yang tengah bersiap menikmati hidangan ayam panggang di meja makan. Mereka hidup dengan berkecukupan. Tiba-tiba pintu rumah mereka diketuk oleh seorang  pengemis . Sang istri ingin memberinya makanan, akan tetapi suaminya kemudian menghardik dan mengusir  pengemis  itu. Tidak berapa lama kemudian, usaha si suami mengalami kebangkrutan. Kekayaannya sirna. Selain itu, Karena perangainya yang buruk, ia juga bercerai dengan istrinya. Sang wanita kemudian menikah lagi dengan seorang pria yang baik perangainya lagi hidup berkecukupan. Suatu ketika, wanita itu tengah bersiap menikmati hidangan ayam panggang di meja makan bersama suami barunya. Tiba-tiba pintu rumahnya diketuk oleh seorang pengemis. “Tolong berikan makanan kita kepadanya,” pinta si pria kepada istrinya. Wanita itu mematuhi kata suaminya. Ketika kembali, wanita itu menangis tersedu-sedu. “Apa yang membuatmu menangis?” tanya suaminya. “Peng