Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

BEBAN BERAT PEMIMPIN

Gambar
Dalam sebuah riwayat dikisahkan, Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik berangkat menunaikan ibadah haji bersama sahabatnya, Umar bin Abdul Aziz. Di sela-sela melaksanakan ibadah haji,  Sulaiman mengajak Umar mendaki sebuah bukit.  Dari atas bukit itulah, tampak jelas para jamaah haji yang datang dari segala macam penjuru dunia,  dari beragam suku, bahasa, dan warna kulit. Melihat rakyatnya yang sedemikian banyak,  sang khalifah terkejut.  Sejurus kemudian, perasaan bangga menyelimuti dirinya. Dia pun berkata kepada Umar yang berada di sampingnya, “ Lihatlah wahai Umar betapa banyak rakyat yang kupimpin sekarang! ”  Mendengar ucapan tersebut, Umar merasa ada hal yang harus diluruskan. Ia lantas berkata, “ Ya benar wahai Khalifah, mereka adalah rakyatmu sekarang, namun Anda mesti menyadari wahai saudaraku, mereka kelak akan menjadi musuhmu di hadapan Allah kelak, meminta pertanggungjawabanmu  di hari kiamat. ”  Mendengar perkataan Umar, kaki khalifah bergetar, wajahnya memera

SHANUM LATISHA HASAN

Gambar
SHANUM BARU LAHIR

SHANUM LATISHA HASAN

Gambar

SHANUM LATISHA HASAN

Gambar
BAYI

CINTA IBU DARI DARAH DAN RUH

Gambar
Lelaki itu sudah mengabdi pada ibunya sampai tuntas. Ia menggendong ibunya yang lumpuh. Memandikan dan mensucikannya dari semua hadatsnya. Ikhlas penuh ia melakukannya. Itu balas budi dari seorang anak yang menyadari bahwa perintah berbuat baik kepada orang tua diturunkan Allah persis setelah perintah tauhid. Tapi entah karena dorongan apa ia kemudian bertanya pada Umar bin Khatab: “Apakah pengabdianku sudah cukup untuk membalas budi ibuku?” lalu Umar pun menjawab: “tidak! Tidak cukup! Karena kamu melakukannya sembari menunggu kematiannya, sementara ibu merawatmu sembari mengharap kehidupanmu”. Tidak! Tidak! Tidak! Tidak ada budi yang dapat membalas cinta seorang ibu. Apalagi mengimbanginya. Sebab cinta ibu mengalir dari darah dan ruh. Anak adalah buah cinta dua hati. Tapi ia tidak dititip dalam dua rahim. Ia dititip dalam rahim sang ibu selama sembilan bulan: disana sang hidup bergeliat dalam sunyi sembari menyedot saripati sang ibu. Ia lalu keluar diantara darah: inilah ruh bar

DOA CINTA

Gambar
Ya Allah Engkau tahu   Hati-hati ini telah   Berkumpul dalam cinta-Mu   Bertemu dalam taat-Mu Menyatu menolong dakwah-Mu   Berjanji perjuangkan syariat-Mu   Maka eratkan ikatannya   Dan abadikan cintanya Tidak ada penjelasan historis tentang suasana yang melatari Imam Syahid Hasan Al Banna saat menulis potongan doa itu. Ia menyebutnya Wirid Pengikat. Pengikat hati. Hati yang sedang dibangunkan untuk memikul beban kebangkitan umat. Beban mereka berat. Jumlah mereka sedikit. Musuh mereka banyak. Jadi mereka butuh landasan yang kokoh dan pengikat yang kuat. Landasannya adalah iman. Pengikatnya adalah cinta. Cinta menjalin jiwa-jiwa mereka dalam kelembutan yang menyamankan: maka setiap mereka adalah pernadani sutera yang empuk, setiap orang dengan tipenya bisa duduk santai di situ. Cinta mereka selalu mampu menampung semua bentuk perbedaan: ada kebebasan berpendapat tapi tidak ada sikap yang melukai, ada keterbukaan tapi objektivitas tetap di atas segalanya. Cinta melahirkan pertanggu

INDAHNYA CINTA

Gambar
Tidak ada yang lebih indah dalam sejarah perasaan manusia seperti saat ketika ia sedang jatuh cinta. Bukan karena dunia di sekeliling kita berubah pada kenyataannya. Tapi saat-saat jatuh cintalah yang seketika mengubah persepsi kita tentang dunia disekeliling kita. Tidak selalu karena wanita yang kita cintai itu memang cantik pada kenyataannya. Tapi cinta kita padanya yang membuatnya cantik dimata kita. Saat jatuh cinta adalah saat dimana persepsi kita mengalami shifting pada semua realitas yang ada disekeliling kita. Kadang kita mungkin mengelabuhi diri kita sendiri. Tapi itu puncak subjektivitas yang justru mengubah kita menjadi lebih positif dalam cara kita memandang segala sesuatunya. Dan disitulah letak keindahannya. Seperti indahnya subjektivitas pada dunia anak-anak. Bagi mereka realitas sesungguhnya adalah realitas yang mereka persepsikan. Bukan realitas yang ada diluar sana seperti yang dilihat oleh orang dewasa. Bangku bisa dipersepsi sebagai rumah. Tongkat bisa dipe

Ternyata Nabi Muhammad SAW, Juga Nabi Umat Hindu

Gambar
New Delhi, India. Seorang professor bahasa dari ALAHABAD UNIVERSITY INDIA dalam salah satu buku terakhirnya berjudul “KALKY AUTAR” (Petunjuk Yang Maha Agung) yang baru diterbitkan memuat sebuah pernyataan yang sangat mengagetkan kalangan intelektual Hindu. Sang professor secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw, karena menurutnya, sebenarnya Muhammad Rasulullah saw adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok pembaharu spiritual. Prof. WAID BARKASH (penulis buku) yang masih berstatus pendeta besar kaum Brahmana mengatakan bahwa ia telah menyerahkan hasil kajiannya kepada delapan pendeta besar kaum Hindu dan mereka semuanya menyetujui kesimpulan dan ajakan yang telah dinyatakan di dalam buku. Semua kriteria yang disebutkan dalam buku suci kaum Hindu (Wedha) tentang ciri-ciri “KALKY AUTAR” sama persis dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh Rasulull

Syiasah Politik Islam

Gambar
Islam memiliki cara pandang sendiri terhadap politik. Politik Islam tidak sama dengan Politik selain Islam. Maka para aktivis Islam yang memutuskan terjun ke dunia politik, jangan menjadikan Islam sebagai kendaraan politik, namun jadikanlah politik kendaraan meninggikan Islam. Namun itu tidak akan terjadi, jika para aktivis Islam tidak pernah menelaah adab dan etika politik Islam, dan belum pernah mengkaji karya-karya para ulama terdahulu tentang Politik Islam. Politik dalam Islam menggunakan kata  as-siyaasah  (السياسة), sebagai kata asli dalam bahasa Arab. Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin menjelaskan bahwa secara harfiah kata ini berarti pengaturan, pengasuhan, pendidikan karakter dan perbaikan. Adapun istilah  as-siyasah asy-syar’iyyah  (politik syar’i) adalah istilah yang digunakan dalam banyak pengertian, mengandung banyak makna. Maka kata ‘ as-siyasah ‘ telah digunakan untuk lebih dari satu makna. [1]  Maka berpolitik islami, selain bergerak dengan seluruh makna k