Pemimpin Muda Visioner



‘’Semua perubahan besar digerakkan oleh dua hal: rasa sakit dan cita-cita. selanjutnya, pertarungan antara dua hal inilah yang menentukan usia gerakan perubahan itu. mari memenangkan mimpi dari rasa sakit.”
Disaat generasi muda ingin menggerakan jari - jemarinya menuliskan sejarah bagi negeri ini, ketika itu pula sebuah tujuan meretaskan sebuah harapan, meretaskan mimpidalam tangisan, ketika itu pula janji dan amanah bernilai ekonomis tinggi, diantara itu tersirat sebuah harapan munculnya pemimpin sejati dari pertarungan abadi. Semua itu adalah realita bahwa perpolitikan di Indonesia selalu dihadapkan pada kondisi - kondisi yang sangat dilematis seperti halnya mengeluarkan kebijakan yang cenderung menguntungkan disalahsatu pihak saja, kemudian betapa mudahnya elit politik (politisi) terperangkap padakecenderungan berpolitik tanpa etika yang menyebabkan munculnya praktek korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan pemerintahan yang cenderung mengacu pada hukum besioligarkis dan lain sebagainya. Yang paling umum ialah dimana kepentingan elit politik yangsecara langsung terlibat dalam setiap penyelenggaraan aktivitas politik terkesan lebih mementingkan kepentingan golongannya dan praktek politik yang kurang beretika juga semakin membudaya dimana memunculkan banyak praktek korupsi yang dilakukan oleh para pemegang amanah yang kurang bertanggung jawab. 

Hal ini tentu saja akan menimbulkanadanya keapatisan yang akan berkorelasi dan mungkin akan menyebabkan dampak terburuk bagi generasi kader politik muda yaitu pesimisitas pemuda dalam berpartisipasi secara aktifdalam politik, termasuk menghambat keterlibatan pemuda dengan ideologi yang dibawanya. Namun ingatlah kata bung Karno “ Beri aku 10 pemuda, niscaya akan ku gocangkan dunia”. Dari kata - kata ini diperoleh sebuah jawaban singkat dan sederhana bahwa dunia perpolitikan bukanlah sebuah permainan yoyo dan gasing bagi pemainnya yang bisa merekamainkan sesuai dengan apa yang mereka inginkan, melainkan sebuah seni dalam masyarakat yang mampu berdiri dan berjalan indah sehingga mampu berorientasi ke arah yang lebih baik menuju indonesia emas. Kondisi ini akan semakin buruk ketika kaum pemuda belum paham mengenai bagaimana sebuah sistem demokrasi berjalan di bangsa ini dan bagaiamana mereka dapat berperan dan mendapatkan akses untuk memberikan sumbangsih terbaik bagi kemajuan bangsa ini. 

Demokrasi yang selama ini berlangsung secara prosedural harapannya mampu berlangsung secara subtansial. Demikian betapa jelasnya tantangan pemuda kedepannya ialahsemakin besar yaitu bagaimana pemuda dituntut sebagai agent of change, agent of revolution,agent of development, agent of control dan agent of globalization yang mampumengimplementasikannya semua gebrakan – gebrakan penting yang berbentuk direct ofchange dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagaimana kita sebagai pemuda dituntuk mampu mengubah paradigma masyarakat tentang hakikat politik itu sendiri secara progresif yang dewasa ini selalu saja dikaitkan dengan “kekuasaan sebagai alat dan tujuansegelintir orang yang kurang bertanggung jawab” . Namun ingatlah pemuda ! bahwa hakikat politik bukan itu saja, mari kita perjuangkan bahwa selama jari – jamari kita masih mampumenulis dan mulut kita masih bisa berbicara bahwa kita harus yakin bahwa kita mampumenemukan makna dan konteks yang asli dari anggapan klasik yang merupakan akibat anarkisme politik karena etika dari logika politik yang salah.

Tanggal 28 Oktober 1928, atau 88 tahun yang lalu, sejarah bangsa ini barangkali diawali, yaitu sekelompok pemuda dengan visi besarnya membangun kesadaran cinta tanah airnya, akhirnya mendeklarasikan sebuah janji, yang kemudian terkenal dengan sebutan sumpah pemuda. Ya, sumpah pemuda yang pada tahun ini sudah 82 diperingati. Namun, pemuda – pemuda visioner dan idealis ketika itu, barangkali saat ini berganti dengan pemuda Indonesia yang berkarakter pragmatis. Sejarah mencatat bahwa generasi muda adalah generasi pahlawan yang memberikan solusi konkret bagi perbaikan masyarakat, bangsa dan Negara. Kalau kita lihat lagi kebelakang, banyak pemuda – pemuda yang memberikan inspirasi tentang jiwa kepahlawanannya, jiwa patriotism yang diiringi dengan semangat membara, optimis, dan pantang menyerah.
Lihatlah pemuda ini, yang hidup beberapa ratus tahun lampau. Hidup pada lingkungan masyarakat yang jahiliyah membuatnya mau tidak mau memberontak terhadap kehidupannya. Dan iapun berangkat mencari jatidiri Tuhannya. Dan ternyata idealism dan perjuangan yang dilakukan tidak mudah, dan mendapat penentangan yang luar biasa dari masyarakatnya, dan bahkan ayahnya sendiri. Dialah Ibrahim As. Nabi ke 6 yang mengalami penentangan hebat dalam perjalanan pencarian Tuhannya. “Maju, meski sendiri,”ujar Ibrahim. Sejarah panjang Ibrahim sennatiasa diiringi peristiwa kesejarahan hebat yang dilakukannya sendiri. Ideology yang diyakininya dan perubahan yang harus dia lakukan dalam masyarakatnya, menemui tembok yang tebal, yaitu Ayahnya sendiri. Adalah tantangan besar, seperti kondisi saat ini ketika segolongan pemuda dan mahasiswa harus berhadapan dengan masyarakat yang agak membenci kritik sosial politik. Dan pilihan Ibrahim adalah terjun kedalam api mempertahankan ideologi yang dia yakini. Dan dia pun menang.
Lain lagi dengan Ibrahim, kali ini adalah sekelompok pemuda yang memilih untuk mengasingkan diri disaat masyarakat dan Negara kembali menghadang proses perubahan, pilihan lain adalah dengan memarginalisasikan diri. Dan sekelompok pemuda itu adalah Ashabul Kahfi. Dan diabadikan para pemuda pemberani itu dalam Al-Qur’an. Tindakan ini adalah sebuah pilihan para pemuda idealis ketika ide yang meraka bangun dan dimiliki terhadang. Sebuah pilihan terberat bagi sebuah perubahan adalah dengan pengasingan diri demi mempertahankan kemurnian ideologi yang diyakini.
Setelah kita melihat contoh para pemuda inspiratif tersebut, barangkali mau tidak mau kita harus menjadi solusi bagi bangsa kita. Setidaknya jiwa – jiwa visioner tersebut harus terpateri dalam hati kita, para pemuda Indonesia. Mari kita lihat kondise realitas Bangsa kita saat ini dilihat dari segala aspek.
Secara keunggulan, Indonesia bisa dikatakan adalah jantung dunia. Negara Indonesia adalah penghasil bahan tambang terbesar nomor 1 dunia kategori tambang timah, penghasil batu bara nomor 3 terbesar, penghasil tembaga keempat, penghasil nikel kelima. Selai itu, juga memiliki kekayaan emas noomor tujuhbesar dunia. Sedangkan dilihat dari potensi kekayaan hayati, Indonesia adalah salah satu Negara terkaya dan terluas hutan dan keanekaragaman hayati. Memiliki 515 jenis mamalia, 397 jenis burung, 1400 jenis air tawar 477 jenis palem, terumbu karang yang mempesona, 17.504 pulau tersebar di Indonesia, dan masih banyak lagi.
Tetapi yang menjadi masalah adalah bangsa ini krisis pemimpin yang memiliki jiwa besar, visi besar, dan kinerja besar untuk membangun bangsa ini. Sangat berat memang memimpin sebuah bangsa yang besar dengan segala potensinya, dan hal itu juga dialami negeri kita saat ini. Mari kita lihat fakta dan data bangsa kita saat ini. Bangsa ini sedah terkena penyakit akut bernama korupsi. Menurut data dari Transperency Internationial, Indonesia bersama Kenya menempati urutan keenam dalam kategori kasus korupsi. Luar biasa. Bahkan disalah satu institusi yang seharusnya tidak terjadi praktik korupsi dan suap, tetapi malah terjadi, seperti di institusi Departemen Agama dan kejaksaan. Dari aspek kesejahteraan rakyat, Indonesia masih jauh dari sempurna. Angka pengangguran masih tinggi, berkisar antara 8-10%. Itu diakibatkan dari pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 5% yang tidka cukup menyerap seluruh tenaga kerja yang memasuki usia kerja. Pun demikian dengan realitas SDM bangsa kita ini. Hasil survey Human Development Index (HDI) atau indeks pembangunan manusia di 179 negara didunia, Indonesia hanya menempati urutan ke 109. Sedikit gambaran, bahwa indicator penilaian HDI adalah dengan mempertimbangkan 4 dimensi dasar manusia, yaitu usia, pola hidup sehat, pendidikan, dan standar penghidupan yang layak. Dari empat dasar tersebut, Indonesia semuanya masih rendah.
Dari konteks Indonesia, dapat kita ketahui bahwa bangsa ini benar – benar membutuhkan terapi penyembuhan segera. Dan itu harus berasal dari ide – ide segar para pemudanya. Tetapi ketika melihat realitas pemuda Indonesia saat ini, sepertinya kita pun sebagai pemuda harus merasa khawatir, karena pemuda kita ternyata telah disetting mempunyai pemikiran yang sempit, egoism tingkat tinggi, dan tidak mau memikirkan bangsanya. Dan citra negative pun sepertinya masih saja disematkan pada pemuda kita saat ini. Dari tawuran, aborsi, kasus narkoba, kriminalitas, rata – rata melakukan pada usia muda. Lalu pertanyaannya mau dibawa kemana bangsa kita ini?
Dan sepertinya mayoritas pemuda kita saat ini sikapnya jauh berbalik 360 derajat dari kondisi pemuda kita dahulu, yang kita ketahui dengan ide besarnya, semangatnya, jiwa visionernya mampu menjadi pioneer bagi kebangkitan Indonesia kala itu. Dan sekali lagi, mari kita bicarakan solusinya.
Bangsa kita sudah jelas membutuhkan generasi yang tangguh dan tahan banting. Dan prinsip bagi pemuda tangguh adalah keep fight we never give up, tetap berjuang, tidak pernah menyerah walau hampir kalah. Dan prinsip seperti inilah yang menjadi inspirasi bagi sekelompok pemuda tahun 1928 hingga akhirnya berhasil mendeklarasikan sumpah pemuda yang sangat bermanfaat bagi kebangkitan Indonesia kala itu. Maka yang saat ini dipandang perlu adalah mempersiapkan diri kita dahulu untuk menjadi solusi bagi diri, lingkungan, masyarkat, dan Negara. Syaratnya, kita harus memiliki 4 hal. Kokoh secara maknawiyah/akhlak, alias mempunyai keimanan, yang kedua kita kokoh secara konsep, atau kokoh pemikiran, yang ketiga adalah kokoh jaringan, dan yang terakhir adalah kokoh secara ekonomi. Bila keempat ini terpenuhi, maka kita akan bergabung menjadi lapis intelegensia lainnya yang siap menjadi solusi bagi Indonesia. Akhirnya, selamat menjadi pemimpin muda, dan pemuda pemimpin. 
Odie El Hasan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DOA PEMBUKAAN JAMBORE PENDAMPING DESA SE - PROVINSI BANTEN

SAMBUTAN KETUA DPD KNPI KABUPATEN SERANG PELANTIKAN PENGURUS DPD KNPI KAB SERANG PERIODE 2015-2018

Contoh Teks Doa Sumpah Jabatan PPS