Belajar Dari Kisah Nabi Yunus AS.
Belajar Dari Kisah Nabi
Yunus AS.
Hari itu Nabi Yunus marah. Ia pergi
meninggalkan kaumnya, padahal Allah menugaskan ke sana. Jibril menyuruh Yunus
segera berangkat ke penduduk Ninawa, di wilayah Mosul atau Irak sekarang. Para
penduduk itu menyembah berhala, sehingga adzab Allah akan diturunkan. Yunus
diperintahkan untuk mengingatkan para penduduk itu lalu mengajak kembali ke
jalan yang lurus.
Yunus meminta sejenak mencari kendaraan
tunggangannya. Jibril tidak mengijinkan, “Urusannya lebih penting dari itu,” kata
Jibril. Lalu Yunus meminta ijin untuk mencari sandalnya. Jibril tetap menolak.
“Perkaranya sangat mendesak,” jelas Jibril. Maka Yunus pun marah, ia malah
pergi menaiki kapal.
Namun kapal itu kemudian ditimpa badai topan
yang sangat kencang. Orang-orang berkata, “Ini pasti karena dosa dan kesalahan
salah seorang dari kalian.”
Yunus pun menunjuk diri, menyatakan bahwa
dirinyalah yang salah. “Ini kesalahanku, lemparkanlah aku ke laut.” Tetapi
entah mengapa orang-orang tidak percaya begitu saja, mungkin karena Yunus orang
terpandang. Angin terus bertiup kencang, kapal nyaris tenggelam. Yunus sekali
lagi menyatakan, dirinyalah yang berbuat kesalahan, sehingga layak dilempar ke
laut agar menyelesaikan permasalahan. Tetapi orang-orang masih tetap tidak mau.
Sampai akhirnya mereka membuat undian. Siapa yang keluar namanya, dialah yang
akan dilempar ke laut.
Kali pertama undian, Yunuslah yang keluar
namanya. Dicoba lagi, Yunus lagi yang keluar. Untuk ketiga kalinya mereka
mencoba, dan nama yang keluar masih juga Yunus. Akhirnya Yunus pun dibawa ke
tepian kapal. Saat itu seekor ikan besar telah siap menelan. Mulutnya terbuka
lebar dan Yunus pun melompat menceburkan diri. Seketika iapun ditelan ikan
besar tersebut. Hari-hari selanjutnya adalah hari-hari penuh pengakuan akan
kesalahan, sebelum kemudian Allah mengampuninya dan mengeluarkannya dari perut
ikan.
Begitu banyak riwayat yang menjelaskan kisah
Nabi Yunus. Tetapi satu hal yang patut digaris bawahi di sini; bahwa ia telah
mengajarkan kepada kita tentang pentingnya mengakui kesalahan. Meskipun
kesalahan itu tersembunyi sebab tidak ada orang lain yang mengetahuinya, atau
bahkan orang lain itu membela kita.
Dalam hidup ini, ada rahasia yang sangat
pribadi dari setiap diri. Namun hanya orang-orang berjiwa besar yang berani
jujur pada dirinya dan tentunya pada Allah. Mengakui segenap kesalahannya,
menyadarinya serta bersegera memohon ampun pada Allah. Sebab perasaan bersalah
itulah yang menjadi pintu pertama untuk memperbaiki diri. Seperti halnya doa
nabi Yunus saat ia berada dalam perut ikan; “Bahwa
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha suci Engkau,
sesungguhnya aku adalah termasuk orang yang dzalim.”
Komentar
Posting Komentar