HUKMAH - ODIH HASAN
HIKMAH - ODIH HASAN
Abu
Hurairah pernah mengisahkan tentang tiga nasib orang yang beramal, tetapi tidak
beruntung. Mereka akhirnya masuk neraka. Padahal, selama hidup di dunia mereka
yakin dengan amalnya yang bakal mengantarkan mereka ke surga. Kisah ini
dinukilkan oleh banyak pakar hadis, antara lain, Imam Muslim, an-Nasa’i, Ahmad,
dan Baihaqy. Kisah yang sama dalam teks hadis yang berbeda juga diriwayatkan
oleh Imam at- Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan al- Hakim.
Namun, pengadilan Allah SWT jauh berbeda dengan pengadilan
manusia. Allah Mahatahu segala hal meski ukurannya seberat atom. Allah pun
memiliki sifat Mahaadil yang memutuskan setiap perkara tanpa zalim. Tiga orang
yang merasa menjadi calon penghuni surga ini pun tergelak. Mereka yang terdiri
atas orang-orang saleh itu justru berakhir di neraka.
Apa gerangan yang terjadi? Rupanya mereka hanyalah saleh di
pandangan manusia, tapi tak menauhidkan Allah dalam niat amal mereka.
Orang pertama dipanggil menghadap Allah. Ia merupakan seorang
pria yang mati syahid. Si pria mengakui banyaknya nikmat yang diberikan Allah
padanya. Allah pun bertanya, “Apa yang telah kau perbuat dengan berbagai nikmat
itu?” Mujahid itu menjawab, “Saya telah berperang karena-Mu sehingga saya mati
syahid,” ujarnya. Allah pun menyangkalnya, “Kau telah berdusta. Kau berperang
agar namamu disebut manusia sebagai orang yang pemberani. Dan, ternyata kamu
telah disebut-sebut demikian,” firman-Nya.
Kemudian, Allah memerintahkan agar amalnya dihitung di hadapan pengadilan-Nya.
Akhirnya, mujahid riya itu pun diseret wajahnya dan dilempar ke neraka. Orang
kedua pun dipanggil. Ia merupakan seorang ahli agama yang alim. Penuntut ilmu
yang mengamalkan ilmunya dan mengajarkan Alquran kepada manusia.
Seperti orang pertama, Allah bertanya hal sama, “Apa yang telah
engkau perbuat d e n g a n berbagai nikmat itu?” Sang ulama menjawab, “Saya
telah membaca, mempelajari, dan mengajarkannya Alquran karena Engkau,” ujarnya.
Namun, Allah berfirman, “Kamu berdusta. Kau mempelajari ilmu
agar disebut sebagai seorang alim dan kau membaca Alquran agar kamu disebut
sebagai seorang qari.” Allah mengadili. Kemudian, Allah memerintahkan agar
amalnya dihitung di hadapan pengadilan-Nya. Akhirnya, alim ulama itu pun
diseret wajahnya dan dilempar ke neraka.
Selanjutnya, orang ketiga pun dipanggil. Ia seorang yang
memiliki kekayaan berlimpah dan terkenal karena kedermawanannya, didatangkan di
hadapan Allah. Seperti orang pertama dan kedua, Allah bertanya hal sama, “Apa
yang telah engkau p e r b u a t dengan berbagai nikmat itu?” Sang dermawan itu
menjawab, “Semua harta kekayaan yang aku punya tidak aku sukai, kecuali aku
sedekah karena- Mu.”
Allah kembali berfirman, “Kamu berdusta. Kamu melakukan itu agar
orang-orang menyebutmu orang dermawan dan murah hati.” Kemudian, Allah
memerintahkan agar amalnya dihitung di hadapan pengadilan-Nya. Akhirnya, sang
dermawan itu pun diseret wajahnya dan dilempar ke neraka.
Abu Hurairah juga berkata, Rasulullah SAW pernah menepuk pahaku
seraya bersabda, “Wahai Abu Hurairah, mereka adalah manusia pertama yang
merasakan panasnya api neraka jahanam pada hari kiamat nanti.” (HR Muslim).
Komentar
Posting Komentar