Kemenangan Iblis
Syeikh Dhirar bin
Murrah, seorang ulama sufi kenamaan yang hidup di Kufah (Irak), wafat pada 132
Hijriyah pernah berkata bahwa Iblis mengatakan, ”Jika saya mampu mengusai Bani
Adam dalam tiga hal, berarti keinginanku telah tercapai dan saya telah menang,
yaitu: 1. Jika lupa akan dosanya; 2. Jika merasa cukup akan amalnya; 3. Jika
kagum dan bangga akan pendapatnya (merasa pintar).
Sebenarnya ketiga hal (penyakit) pancingan Iblis yang
dikhawatirkan Syeikh Dhirar merupakan penjelmaan dari inti ajaran Agama yang
banyak ayat dan hadits Nabi SAW secara mantuq dan mafhum yang meminta untuk
menjauhkan hal-hal tersebut. Penyakit lupa akan dosa, intinya adalah agar
manusia senantiasa ingat dan beristighfar kepada Allah SWT, karena semua
manusia tak luput dari dosa.
Ingat dosa, istighfar dan bertaubat adalah sarana
untuk menyambut ke depan yang lebih baik dengan penuh asa. Jika manusia lupa
akan dosa akan mudah tertutup hatinya karena tidak merasa butuh kepada ampunan
Allah, maka rasa keangkuhan akan timbul, pada gilirannya keagungan dan
kebesaran Tuhan sudah tidak tampak lagi dihadapannya, karena Allah
menghilangkan bukti kebesaran dan keagunganNya dari para mutakabbirin, firman
Allah SWT, ”Aku akan memalingkan tanda-tanda kekuasaan-Ku dari orang-orang yang
menyombongkan diri (mutakabbir) di muka bumi tanpa alasan yang
benar”(QS.7/146).
Manusia seperti ini tidak lagi merasa bersalah jika
melakukan maksiat atau dosa, parahnya lagi sudah tidak sungkan untuk
terang-terangan dalam maksiat atau mujaharah. Perbuatan dosa yang Mujaharah ini
yang sulit diampunkan oleh Maha Pengampun, karena sudah tidak takut dan malu
lagi terhadap Allah SWT dan tidak malu pula terhadap manusia. Tidak berpuasa
secara terang-terangan, minum-minum keras di depan khalayak, berselingkuh,
baca: berzina direkam, sehingga teredarkan.
Orang yang berbuat dosa tapi sembunyi hanya Allah SWT
yang tahu, lebih baik ketimbang manusia yang berbuat dosa tapi terang-terangan.
Pada saat Allah SWT menutup rahasia dosa manusia agar manusia tersebut suatu
ketika bertaubat kepadaNya, sayangnya manusia sendiri mendeklarasikan, bahkan
menceritakan dan bangga dengan dosanya! Bagaimana manusia lain dapat menutup
aib saudara yang mujaharah, kalau dia sendiri yang menyebarkannya?
Musibah lain yang merupakan penyakit bani Adam yaitu
merasa cukup dengan amal (cukup dengan apa yang diketengahkan). Apa yang telah
dikerjakan seakan sudah sempurna, sehingga tidak mau mengoreksi dan
mengembangkan ke arah lebih baik lagi. Tak pernah bertanya sudah cukupkah amal
saya? sudah betulkah ibadahnya, akibatnya tidak mau balajar qiraat al-Qur’an
karena sudah merasa betul bacaannya, juga tidak mau belajar hukum taharah,
wudhu, salat secara benar karena sudah merasa cukup benar, dan tidak mau pula
meningkatkan kerja yang bermanfaat.
Penyakit merasa cukup harus segera ditanggalkan,
sebaliknya, harus terus menyempurnakan dan mengembangkan ke arah yang lebih
baik lagi, yang dituntut merasa cukup dan qana’ah hanyalah terhadap karunia
yang diberikan Allah SWT (rizki) agar jangan menjadi tamak, tentunya setelah
berusaha maksimal dan tawakkal! Penyakit lain yang manusia lengah yaitu merasa
pintar dan selalu bangga dengan pendapatnya.
Akibatnya, tidak mau lagi mendengar nasihat orang lain
dan tidak merasa perlu untuk bermusyawarah kepada orang yang pantas untuk
diajak musyawarah. Selalu merasa pendapatnyalah yang paling benar, padahal
belum tentu demikian, kalau Nabi SAW saja diminta bermusyawarah kepada para
sahabatnya, apalah artinya manusia biasa, tentunya lebih diminta untuk
menghormati dan mendengar pendapat orang lain, dengan harapan semoga keputusan
yang diadopsi dan diterapkan akan lebih dekat kepada kebenaran.
Semoga kita semua terhindar dari ketiga penyakit yang
dikhawatirkan Syeikh Dhirar, yang digambarkan sebagai kemenangan Iblis
tersebut!
Kemenangan Iblis
Syeikh Dhirar bin Murrah, seorang ulama sufi kenamaan
yang hidup di Kufah (Irak), wafat pada 132 Hijriyah pernah berkata bahwa Iblis
mengatakan, ”Jika saya mampu mengusai Bani Adam dalam tiga hal, berarti
keinginanku telah tercapai dan saya telah menang, yaitu: 1. Jika lupa akan
dosanya; 2. Jika merasa cukup akan amalnya; 3. Jika kagum dan bangga akan
pendapatnya (merasa pintar).
Sebenarnya ketiga hal (penyakit) pancingan Iblis yang
dikhawatirkan Syeikh Dhirar merupakan penjelmaan dari inti ajaran Agama yang
banyak ayat dan hadits Nabi SAW secara mantuq dan mafhum yang meminta untuk
menjauhkan hal-hal tersebut. Penyakit lupa akan dosa, intinya adalah agar
manusia senantiasa ingat dan beristighfar kepada Allah SWT, karena semua
manusia tak luput dari dosa.
Ingat dosa, istighfar dan bertaubat adalah sarana
untuk menyambut ke depan yang lebih baik dengan penuh asa. Jika manusia lupa
akan dosa akan mudah tertutup hatinya karena tidak merasa butuh kepada ampunan
Allah dus rasa keangkuhan akan timbul, pada gilirannya keagungan dan kebesaran
Tuhan sudah tidak tampak lagi dihadapannya, karena Allah menghilangkan bukti
kebesaran dan keagunganNya dari para mutakabbirin, firman Allah SWT, ”Aku akan
memalingkan tanda-tanda kekuasaan-Ku dari orang-orang yang menyombongkan diri
(mutakabbir) di muka bumi tanpa alasan yang benar”(QS.7/146).
Manusia seperti ini tidak lagi merasa bersalah jika
melakukan maksiat atau dosa, parahnya lagi sudah tidak sungkan untuk
terang-terangan dalam maksiat atau mujaharah. Perbuatan dosa yang Mujaharah ini
yang sulit diampunkan oleh Maha Pengampun, karena sudah tidak takut dan malu
lagi terhadap Allah SWT dan tidak malu pula terhadap manusia.
Tidak berpuasa secara terang-terangan, minum-minum
keras di depan khalayak, berselingkuh, baca: berzina direkam, sehingga
teredarkan. Orang yang berbut dosa tapi sembunyi hanya Allah SWT yang tahu,
lebih baik ketimbang manusia yang berbuat dosa tapi terang-terangan. Pada saat
Allah SWT menutup rahasia dosa manusia agar manusia tersebut suatu ketika
bertaubat kepadaNya, sayangnya manusia sendiri mendeklarasikan, bahkan
menceritakan dan bangga dengan dosanya! Bagaimana manusia lain dapat menutup aib
saudara yang mujaharah, kalau dia sendiri yang menyebarkannya? Musibah lain
yang merupakan penyakit bani Adam yaitu merasa cukup dengan amal (cukup dengan
apa yang diketengahkan). Apa yang telah dikerjakan seakan sudah sempurna,
sehingga tidak mau mengoreksi dan mengembangkan ke arah lebih baik lagi.
Tak pernah bertanya sudah cukupkah amal saya? sudah
betulkah ibadahnya, akibatnya tidak mau balajar qiraat al-Qur’an karena sudah
merasa betul bacaannya, juga tidak mau belajar hokum taharah, wudhu, salat secara
benar karena sudah merasa cukup benar, dan tidak mau pula meningkatkan kerja
yang bermanfaat. Penyakit merasa cukup harus segera ditanggalkan, sebaliknya,
harus terus menyempurnakan dan mengembangkan ke arah yang lebih baik lagi, yang
dituntut merasa cukup dan qana’ah hanyalah terhadap karunia yang diberikan
Allah SWT (rizki) agar jangan menjadi tamak, tentunya setelah berusaha maksimal
dan tawakkal! Penyakit lain yang manusia lengah yaitu merasa pintar dan selalu
bangga dengan pendapatnya. Akibatnya, tidak mau lagi mendengar nasihat orang
lain dan tidak merasa perlu untuk bermusyawarah kepada orang yang pantas untuk
diajak musyawarah.
Selalu merasa pendapatnyalah yang paling benar,
padahal belum tentu demikian, kalau Nabi SAW saja diminta bermusyawarah kepada
para sahabatnya, apalah artinya manusia biasa, tentunya lebih diminta untuk
menghormati dan mendengar pendapat orang lain, dengan harapan semoga keputusan
yang diadopsi dan diterapkan akan lebih dekat kepada kebenaran.
Semoga kita semua terhindar dari ketiga penyakit yang
dikhawatirkan Syeikh Dhirar, yang digambarkan sebagai kemenangan Iblis
tersebut!
Komentar
Posting Komentar