Odih Hasan - bepergian
Ada orang yang bepergian untuk melihat tempat-tempat baru, ada yang ingin berjumpa orang-orang baru. Saya paling sering bepergian untuk yang kedua. Jarang sekali bukan sebab yang kedua itu.
.
Maksudnya jenis pertama? Melihat tempat baru? Bukan. Ini jenis ketiga: kadang saya mencoba menjadi orang lain kira-kira apa rasa hati mereka ketika melihat tempat baru.
.
Namanya juga menebak-nebak, tentu bisa salah. Kadang saya menjadi orang super sibuk dengan bisnis dan pekerjaan lalu mencoba merasakan kedamaian jauh dari rutinitas dan ruang kerja. Ujung-ujungnya merasa sok penting. Dan sadar, tidak ada orang yang benar-benar sibuk.
.
Kadang mencoba jadi orang kaya baru, menebak-nebak spot foto yang mana yang paling mengesankan jadi sosialita. Ujung-ujungnya saya malu sendiri. Kok mereka tak malu.
.
Kadang jadi mahasiswa backpackeran menikmati makan dan jalan dengan budget paling ekonomis. Ujung-ujungnya saya menderita. Pasti ada rahasia mengapa mereka menikmatinya.
.
Kadang coba merasa diri sebagai pujangga. Melihat-lihat benda mati seperti berbicara, lalu hasilnya menjadi puisi. Ujung-ujungnya saya pusing sendiri. Namanya bukan pujangga.
.
Akhirnya, saya kembali ke khittah: bepergian untuk bertemu orang baru. Memetik pelajaran, memungut hikmah, dan merasakan keakraban.
Komentar
Posting Komentar