KEUTAMAAN PEDAGANG YANG JUJUR
_____________________________
Khutbah Pertama:
_____________________________
اَلْحَمْدُ للهِ
الْعَزِيْزِ اْلغَفَّار، خَلَقَ اْلِإنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّار،
وَخَلَقَ الْجَآنَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَار، أَرْسَى الْجِبَالَ وَأَجْرَى
اْلأَنْهَار، وَأَنْزَلَ الْغَيْثَ وَأَنْبَتَ اْلأَشْجَار، وَيَتُوْبُ عَلَى
عَبْدِهِ كُلَّ لَيْلٍ وَنَهَار.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ
اِلَّا اللهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّار، اَلْعَظَمَةُ رِدَاءُهُ وَاْلكِبْرِيَاءُ
لَهُ إِزَار ، اَللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ فَلاَ تُدْرِكُهُ اْلأَبْصَارُ وَهُوَ
يُدْرِكُ اْلأَبْصَار.
وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْـمُخْتَار، إِمَامُ الْـمُتَّقِيْنَ
وَقَائِدُ اْلأَبْرَار، اَلْـمَنْصُوْرُ بِالرُّعْبِ عَلَى مَسِيْرَةِ شَهْرٍ فِـي
كُلِّ اْلاَمْصَار.
اَللَّهُمَّ فَصَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِ الْبَشَر، اِبْنِ عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدٍ،
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْـمُخْتَارُ مِنْ بَيْنِ اْلأَخْيَار، وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ اْلأَطْهَار، مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَار:
أمّا بَعْدُ،فَيَا عِبَادَ
اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْم، اَلْقَائِلِ
فيِ كِتَابِهِ الْكَرِيْم:
﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ !يَوْمَ
تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ
حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ
عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ﴾
Hadirin rahimakumullah …
Salah satu cara untuk
mendapatkan bekal hidup duniawi adalah dengan berdagang. Dalam hal ini, Al
Qur’an dan hadits Nabi telah menjelaskan hukum dan tata cara berdagang yang
benar secara detail. Karena Islam adalah agama yang syamil dan mutakamil, maka segala hal
yang berhubungan dengan kehidupan manusia di dunia diatur tata cara dan
hukumnya oleh Islam.
Dalam pandangan Islam,
halalnya harta adalah hisab, sedangkan haramnya adalah adzab. Sebab, setiap
manusia akan ditanya, darimana ia mendapatkannya, dan kemana ia
membelanjakannya. Jika ia mendapatkannya dengan cara halal, maka ia akan
selamat dari adzab Allah subhanahu wataala. Dan
sebaliknya, sekiranya ia mendapatkannya dengan cara yang haram, maka ia akan
mendapatkan siksa dari Allah, sekalipun ia gunakan untuk kebaikan.
Oleh karena itu, seorang
mukmin yang selamat adalah: dia yang bertakwa kepada Allah subhanahu
wataaladan mengumpulkan hartanya dengan cara yang halal dan juga
membelanjakannya kepada yang halal. Maka, dalam konteks orang yang mencari
rezeki dengan cara berdagang, ia harus menjadi seorang pedagang yang jujur.
Rasulullah shallallahu
alahi wasallam bersabda:
التَّاجِرُ الصَّدُوْقُ
الْأَمِيْنُ مَعَ النَّبِيّينَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ
“Seorang pedagang yang jujur, (kelak di
hari kiamat akan dikumpulkan oleh Allah) bersama para nabi, shiddiqin, dan para
syuhada’.” (Hadis Hasan Riwayat at-Tirmidzi)
Hadis tersebut menunjukkan
besarnya keutamaan seorang pedagang yang memiliki sifat jujur, karena dia akan
dimuliakan dengan keutamaan besar dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah subhanahu wataala, dengan
dikumpulkan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada
hari kiamat.
Imam Ath-Thiibi mengomentari hadis ini dengan
mengatakan:
“Barang siapa yang selalu
mengutamakan sifat jujur dan amanah, maka dia termasuk golongan orang-orang
yang taat kepada Allah subhanahu wataala; termasuk kalangan orang-orang
shiddiq dan orang-orang yang mati syahid. Tetapi barang siapa yang selalu
memilih sifat dusta dan khianat, maka dia termasuk golongan orang-orang yang durhaka;
dari kalangan orang-orang yang fasiq atau pelaku maksiat.”
Allah subhanahu
wataala berfirman:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ
وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ
النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ
أُولَئِكَ رَفِيقًا! ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ
وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا
“Dan
barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan (dikumpulkan)
bersama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para
nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang
saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah
karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.” (Q.S.
An-Nisaa’: 69-70)
Hadirin rahimakumullah …
Ketika seorang muslim
mencari rezeki dengan cara berdagang, maka pastilah ia menginginkan keuntungan
yang didapatkannya menjadi harta yang berkah. Yaitu harta yang kemanfaatannya
selalu bertambah, dan membawa kebaikan dan kebahagiaan kepada pemiliknya. Apalagi
jika ia mempunyai istri dan anak-anak yang harus dinafkahi. Tentu ia tidak
ingin menyediakan makanan dan kebutuhan hidup untuk keluarganya dari harta yang
haram yang dibenci oleh Allah subhanahu wataala.
Untuk bisa memperoleh
harta yang berkah, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan petunjuk dalam sabdanya:
اَلْبَيِّعَانِ
بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا، بُوْرِكَ لَهُمَا
فِيْ بَيْعِهِمَا، وَإنْ كَتَمَا وَكَذَبَا، مُحِقَتْ بَرَكَةُ
بَيْعِهِمَا(مُتَّفَقٌ عَلَيه)
Artinya:“Penjual dan
pembeli, mempunyai hak untuk meneruskan atau membatalkan akad mereka selama
keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menjelaskan (kelebihan dan
kekurangan barang yang dijual) maka keduanya diberkahi dalam jual belinya. Namun
sekiranya keduanya menyembunyikan (kecacatan barang yang dijual) serta
berdusta, maka keberkahan jual belinya dihapus (oleh Allah subhanahau
wataala).” (Muttafaq’ alaih).
Dari hadits tersebut,
dapat dipetik beberapa pelajaran:
Yang pertama; maksud sifat jujur dan
amanah dalam berdagang adalah dalam menyampaikan informasi yang berhubungan
dengan akad tersebut dan penjelasan tentang cacat atau kekurangan pada barang
dagangan yang dijual jika memang ada cacatnya. Maka hendaklah penjual dan
pembeli selalu berkata benar dan tidak menyembunyikan sesuatu dalam rangka
mengambil keuntungan secara tidak halal dari akad tersebut.
Yang kedua; kejujuran dalam berjual
beli inilah yang menjadi sebab keberkahan dan kebaikan dalam perdagangan dan
jual beli. Allah akan membersamai mereka dengan mencurahkan ridha-Nya karena
melaksanakan perintah Rasul dalam berdagang.
Yang ketiga; keberkahan dalam jual
beli akan membawa kepada keberkahan harta yang dihasilkannya, sehingga dapat
memberikan kemanfaatan yang berlipat dari semua sisi; berupa pahala dari Allah,
kebahagiaan keluarga yang memakan harta tersebut dan kepercayaan dari konsumen
dan relasi.
Dan yang keempat; hilangnya keberkahan
akan membawa seseorang terjatuh ke dalam dosa dan kemaksiatan dalam
membelanjakan harta tersebut. Karena semua daging yang tumbuh dari harta yang
haram akan menjadi kayu bakar api neraka, sebagaimana dalam sabda Nabi: “Semua
daging yang tumbuh dari harta yang haram, maka api neraka lebih berhak untuk
membakarnya.” (H.R
ath-Thabrani dan dishahihkan oleh Syekh al-Albani).
Hadirin rahimakumullah ….
Selain mempunyai sifat
jujur, seorang pedagang juga harus mempunyai ilmu mengenai akad atau transaksi
yang halal dan yang haram. Karena ketidaktahuan akan hal itu, memudahkan
seseorang terjerumus pada pelanggaran syar’i dengan melakukan transaksi yang
dilarang oleh Islam. Oleh karena itu, menjadi kewajiban setiap pedagang muslim
untuk mempelajari tata cara berdagang yang benar dan diridhai Allah subhanahu
wataala.
Diriwayatkan bahwa
Khalifah Umar bin al-Khaththab pernah berkata:
لاَيَبِعْفِيْسُوْقِنَاإِلاَّمَنْقَدْتَفَقَّهَفِيالدِّيْن
“Janganlah berdagang di pasar kami kecuali
orang yang sudah mengerti dalam agama (yaitu mengenai akad yang halal dan yang
haram).” (H.R. at-Tirmidzi dan dihasankan oleh Syekh al-Albani)
Larangan Umar bin
al-Khaththab tersebut, adalah sebuah ketegasan seorang pemimpin dalam menjaga
rakyat dan umatnya dari mudharat yang mungkin terjadi karena transaksi
yang melanggar syariat. Dan seharusnya begitulah seorang pemimpin yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya. Dia harus selalu memberikan bimbingan yang dapat menghantarkan
kepada surga, dan tidak membiarkan rakyatnya berada dalam keburukan.
Hadirin rahimakumullah …
Demikianlah pembahasan
singkat mengenai urgensi jujur dalam berdagang dan kemuliaan yang didapatkan
oleh pedagang yang jujur dan mengetahui hukum Islam dalam masalah jual beli.
Maka, bagi para pedagang dan pengusaha muslim, hendaklah mereka menjadikan
ayat-ayat serta hadits-hadits yang telah disampaikan sebagai panduan dalam
mencari rezeki yang halal dan berkah. Semoga Allah subhanahu
wataala selalu
membimbing kita semua untuk selalu taat kepada hukum Allah dalam setiap
aktifitas kita, Amin ya
rabbal alamin.
اَللَّهُمَّ اكْفِنَا
بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِك، وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِك، وَأَغْنِنَا
بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ،وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، وَلِسَائِرِ
المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْه، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ
الرَحِيْمُ.
_____________________________
Khutbah Kedua:
_____________________________
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ،
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَهْدِيْه، وَنَشْكُرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ
فَلَا مُضِلَّ لَه، وَمَنْ يُضلِلْ فَلَا هَادِيَ لَه.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ
اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ فَصَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى خَيْرِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْـمُرْسَلِيْن، مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَىآلِهِوَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْن.
أَمَّا بَعْدُ،فَيَا
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُم وَنَفْسِيْ بِتَقْوى اللهِ الْعَلِيّ الْعَظِيْم،
اَلْقَائِل ﴿وَالَّذِينَ
يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلاَ يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ
فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ ﴾
Hadirinrahimakumullah …
Pada khutbah kedua ini,
sekali lagi kami mengingatkan untuk tetap menjaga ketaqwaan kepada Allahsubhanahu wataala. Dan
kepada para pedagang, hendaklah mereka tetap menjaga kejujurannya. Semoga
dengan ketaqwaan dan kejujuran tersebut, Allah subhanahu
wataala melimpahkan
keberkahan yang berlipat ganda, Amin.
Mari kita berdoa kepada
Allah subhanahu wataala disaat yang penuh berkah ini,
semoga Allah mengabulkan doa kita:
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ
الْعَالَـمِيْن، اللّهُمَّ صَلّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحًمَّدٍ، كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْم، وَبَارِكْ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ إِنّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد.
اللّهُمَّ اغْفِر لَنَا
ذُنُوْبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا، اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْـمُؤْمِنَات، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَات.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ
أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
اللّهُمَّ اجْعَلْنَا
هُدَاةً مُهْتَدِيْن، غَيْرَ ضَالِّينَ وَلَا مُضِلِّيْن
اللّهُمَّ اسْتُرْ
عَوْرَاتِنَا، وَآمِنْ رَوْعَاتِنَا، وَاكْفِنَا مَا أَهَمَّنَا وَقِنَا شَرَّ مَا
نَتَخَوَّفُ.
عبادَ الله،
إِنَّاللَّهَيَأْمُرُبِالْعَدْلِوَالْإِحْسَان،وَإِيتَاءِذِيالْقُرْبَى،وَيَنْهَىعَنِالْفَحْشَاءِوَالْمُنْكَرِوَالْبَغْي،يَعِظُكُمْلَعَلَّكُمْتَذَكَّرُونَ.
فَاذْكُرُوا اللهَ
الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ يَزِدْكُمْ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ
لَكُمْ، وَاتّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا
وَأَقِيمِوا
الصَّلاةَ.
Komentar
Posting Komentar