Gerakan Pemuda dan Oposisi
Gerakan
oposisi dewasa ini cenderung dipandang sebagai kelompok kalah pemilu yang
memiliki tujuan mebunuh rasa kepercayaan rakyat terhadap kubu pemerintah.
Sehingga bagus tidak bagus kinerja dan program
pemerintah tetap akan dicari kesalahannya. Di Indonesia budaya ini berkembang
membusuk. Koalisi dan oposisi adalah masalah kepentingan saja. Hari ini mereka
koalisi dan saling puji. Esok mereka oposisi dan saling caci. Maka penafsiran
oposisi perlu dirubah.
Gerakan oposisi haruslah merupakan gerakan yang
dibangun untuk melawan kebijakan yang berpotensi pada penindasan dan ketidak
adilan. Gerakan oposisi idealnya hadir sebagai gerakan pengawasan independen
yang secara objektif menunjukkan kealpaan negara untuk menyantuni kaumnya.
Sekaligus membimbing negara untuk kembali pada ideologi yang utuh. Merawat
rakyat untuk keadilan dan kesejahteraan sosial.
Marcus Mietzner merumuskan metamorfosa oposisi yang
berkembang dalam 4 fase. Fase pertama adalah Oposisi seremonial sebagaimana
yang dialami negara-negara-negara eropa akhir abad 18. Kedua oposisi destruktif
oportunitis, bahwa kelompok yang kalah dalam sebuah pemilu akan bertugas
untuk merugikann pemerintahan.ketiga oposisi fundamentalis-ideologis, kelompok
ini bukan hanya ingin menghancurkan dan meraih kekuasaan, tetapi juga
menggantikan system ketatanegaraan yang ada. Lalu yang terakhir adalah oposisi
konstruktif-demokratis.
Konsep oposisi demokratis disini lebih menekankan pada
keberlangsungan penegakkan nilai-nilai demokrasi dengan meletakkan kehendak
bersama lebih penting dari pada kepentingan kelompok atau golongan.
Dalam menghadapi terapan MEA 2015, perlu di produksi
sebuah kelompok oposisi yang bertugas mengawasi regulasi. Indonesia menghadapi
MEA dengan berbagai ketidak siapan. Ketidak siapan ini berpotensi menjadikan
Indonesia sebagai bulan-bulanan kompetisi antara bangsa ASEAN. Kendati beberapa
negara tetangga juga menyuarakan nada pesimis serupa setidaknya sistem negara
mereka tidak dijangkit oleh kleptokrasi yang akut seperti Indonesia. Pada
akhirnya bukan negara yang unggul disisi sumber daya alam lah yang akan unggul,
melainkan negara yang memiliki sumber daya manusia yang tepat untuk menangani
pekerjaan-pekerjaan berat. Sumber daya manusia yang berkompeten dan bersih.
Untuk mewujudkannya dibutuhkan satu kelompok oposisi yang bebas dari
interfensi, bergerak bebas, dinamis, menguasai data serta informasi, mempunyai
skemata kekinian, dan mempunyai integritas perlawanan yang militan. Dari semua
kualifikasi diatas pemuda adalah kelompok yang paling sesuai.
Menciptakan model kelompok oposisi pemuda yang
memiliki daya tawar
Dinamika politik negara telah membentuk paradigma
meluas tentang oposisi ini sendiri, seperrti yang telah disinggung sebelumnya
bahwa gerakan oposisi dewasa ini dipandang sebagai gerakan perlawanan terhadap
kubu pemenang pemilu. Yang dalam kerjanya selalu mencari kelemahan dan
kesalahan kubu pemerintah. Tidak selamanya kubu oposisi harus bertindak
demikian. Demikian halnya juga sikap yang harus diambil oleh pemuda dalam
membentuk gerakan oposisi. Konsep oposisi konstruktif-demokratis adalah tipe
pergerakan yang dapat merubah cara pandang terhadap kelompok oposisi. Dan dalam
menghadapi terapan MEA 2015 kelompok oposisi yang demikian akan sangat membantu
negara dalam mengawasi berlangsungnya MEA. Kerja kelompok oposisi
konstrutif-demokratis juga lebih luas yakni dengan melakukan evaluasi dan
menawarkan alternatif selama MEA berlangsung.
Perlu dimodelkan kerja kelompok oposisi ini agar bisa
sesuai dengan harapan. Dan berikut adalah tahapan strateginya.
1. Membangun Gerakan
Everyday Oposision
Gerakan ini dimaksudkann untuk menyebarkan paham
oposisi dalam aktifitas sehari-hari masyarakat. Oposisi ini tidak akan hadir
dan dikenal sebagai gerakan oposisi namun sebagai kelompok merakyat yang
meningkatkan pengetahuan serta kepekaan masyarakat terhadap kondisi
sesungguhnya yang tengah mereka hadapi. Sejauh ini sosialisasi terhadap terapan
MEA 2015 masih sangat tidak maksimal bahkan tidak menyentuh target yang
seharusnya. Ini akan menjadikan masyarakat kaget ketika MEA benar-benar
berlangsung. Ketika pasar-pasar UKM yang selama ini saja kurang optimal meraup
keuntungan justru harus bersaing dengan produk-produk luar yang memiliki daya
tarik bagi konsumen lokal. Siap tidak siap harus siap sudah menjadi vonis bagi
kita semua namun selama ini belum ada pemantapan yang akan membuat kita
benar-benar siap. Mau tidaak mau proses learning by doing harus kita lakukan
ditengah-tengah berlangsungnya MEA.
Peran pemuda dalam menggalakan gerakan Everyday
oposision adalah dengan melakukan pencerdasan tentang MEA 2015 secara meluas.
Masyarakat akan kritis terhadap isu-isu seputar MEA dan secara perlahan akan
kian berbenah diri dan semakin siap menjalankan MEA. Isu-isu yang menjadi
konsumsi dalam hal ini adalah isu kepentingan mereka (masyarakat) yang
berkenaan dengan MEA.
2. Membangun Basis
bersama Pengusaha besar Dan UKM
Kebanyakan gerakan oposisi belum menyertakan kelompok
pengusaha sebagai mitra pergerakan. Dan bahkan dalam beberapa kasus kelompok
oposisi justru menjadi oposisi kelompok pengusaha. Dan yang lebih
memprihatinkan kelompok pengusaha justru dijadikaan pemain kunci dalam beberapa
sengketa kelompok oposisi dan pemerintah. Atau bahkan kelompok pengusaha (besar)
menjadi makelar kasus yang mengadu domba pemerintah dan kelompok oposisi.
Kepentingan pengusaha (baik pengusaha besar maupun
UKM) dalam MEA 2015 sangatlah besar, Motivasi peningkatan keuntungan ekonomi
adalah salah pilar utama diantara pilar-pilar MEA yang lainnya (politik dan
keamanan, sosial serta budaya). Tentu pengusaha akan melakukan apa saja agar
tetap eksis dalam ketatnya persaingan MEA 2015. Disinilah kesempatan bagi
pemuda sebagai kelompok oposisi (konstruktif demokratis) untuk membangun basis
simbiosis. Pengusaha dan pemuda dapat membangun dialog yang kondusif dan sehat
dalam membentuk strategi bersama dalam menjalankan MEA sehingga semangat
kesejahteraan yang berkeadilan bisa dibangun.
3. Menghadirkan tokoh
pemuda
Sebuah gerakan kendati merupakan aktifitas kolektif
tentu perlu sekali mengusung sosok pemimpin tunggal untuk dijadikan tokoh.
Dalam hal ini pemuda memiliki keuntungan lebih. Kehadiran pemuda sebagai sosok
pemimpin muda bisa melawan nuansa gerontokrasi yang memadati kancah pergerakan.
Kejenuhan akan muka lama bisa dimanfaatkan pemuda untuk menghadirkan sosok muda
dan baru yang meski belum banyak memiliki pengalaman namun masih memiliki
raport bersih. Pemuda juga dinilai memiliki skemata yang baik karena belajar
dari referensi lama sekaligus ilmu kekinian. Pergerakan pemuda yang enerjik dan
militan sejauh ini mendapat simpatik yang baik dari publik.
Tentu pemimpin yang diusung pemuda dalam konsep
terapan MEA 2015 adalah sosok yang berkompeten terhadap tema. Mampu konsisten
dan fokus memantau berjalannya MEA ini. Konsisten dalam artian tidak mudah
jenuh karena menjadi gerakan oposisi kostruktif demokratis memiliki kerja ganda
selain sebagai kelompok oposisi juga menjadi bagian dari perancang konstruksi
pembangunan bangsa yang berperan aktif. Ini tentu akan menguras waktu, tenaga,
fikiran bahkan perasaan. Fokus dalam artian tidak terlalu menangani banyak hal
agar banyak waktu untuk konsentrasi mengawasi berjalannya MEA.
Pepatah mengatakan sambil menyelam menangkap ikan.
Artinya jika tokoh pemuda bersama gerakan ini berhasil selama MEA, maka
kesempatan bagi kelompok pemuda akan jauh lebih terbuka kedepannya.
4. Menawarkan
alternative ideal
Dalam beberapa kasus, kelompok oposisi cenderung anti
produktif. Dengan kata lain hanya mampu protes tanpa mampu menawarkan solusi
atau bahkan enggan melakukan kerja nyata. Mutlak tujuan oposisi yang demikian
ini berorientasi pada penggembosan belaka. Tentu akan memperburuk keadaan.
Sebagai kelompok oposisi konstruktif-demokratis pemuda
harus mampu menghadirkan tawaran-tawaran solusi yang membangun dan multi
alternative. Pemuda harus memantau berjalannnya MEA karena bisa saja akan ada
banyak evaluasi diberbagai hal. Masalah demikian seakan tak terhindarkan
mengingat kita menyoongsong MEA dengan segala ketidak siapan yang mengancam.
Beberapa syarat yang perlu di ingat dalam setiap ajuan alternative para pemuda
adalah setiap alternative mampu dijelaskan, memiliki tahapan yang jelas serta
pemuda sendiri wajib berkomitmen terlibat aktif dalam menjalankannya jika
alternatife yang diajukan menjadi pilihan.
Komentar
Posting Komentar